Saya ingin menghayati kesenian dalam pengertian yang paling hakiki, ketika seniman pun berani tidak disebut seniman lagi.

~ Sardono W Kusumo, dalam wawancara “Tari Hutan yang Terbakar”, Matra No. 19, Februari 1988, dimuat dalam buku “Para Tokoh Angkat Bicara, 2” (Grafiti Pers, 1995).

Topics:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *