Indikator keislaman seseorang justru terletak pada pengaruh sembahyang terhadap perilaku sosialnya. Jadi, itulah salah satu dimensi kebudayaan masyarakat kita: ritus diletakkan sebagai tujuan, bukan cara atau “kendaraan menuju”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *